Secara
harfiah green learning berarti
pembelajaran hijau, namun sebenarnya memiliki makna yang lebih luas dari arti
harfiahnya. Green learning memiliki
tujuan agar peserta didik memiliki kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan
hidup. Green learning memiliki
konsep-konsep untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam proses
pembelajaran di kelas.
Green learning is a free educational guide designed
to teach the region’s sixth grade students these important concepts and about
how their actions affect the environment in positive and negative ways. Green
learning connects students to their environment by combining educational
information with colorful maps, interesting articles, puzzles, and interactive
class activities to teach concepts such as watershed education, pollution
prevention, stormwater management, water conservation, resource management, and
prevention of sanitary sewer overflows. (http://askhrgreen.org/green-learning, di unduh pada 6 Februari 2014).
Written according to Virginia SOL guidline
by a team of experts who work in the region’s public works and public utilities
departments, Green learning connects students to their environment by combining
educational information with colorful maps, bold graphics, puzzles and fun
activities.
Green learning merupakan
pembelajaran yang memiliki kaitan erat dengan lingkungan hidup. Green learning mengkhususkan pada isu
lingkungan, bagaimana cara mengatasinya dan usaha melestarikan lingkungan. Green learning bertujuan mendidik
seseorang agar memiliki kesadaran lingkungan, berpikir kritis, dan mampu
menjadi agen perubahan di bumi.
Dalam
pelaksanaan pengajaran, tidak mustahil guru tidak mengalami kesulitan, mungkin
karena ketidaktepatan dalam memilih metode mengajar, kesalahan strategi dan
lain sebagainya. Dalam konteks karakteristik green learning ini, maka guru dituntut mampu menggunakan multi
metode dalam arti dapat memilih metode mengajar yang benar-benar dianggap tepat
dan layak untuk menyajikan materi sesuai dengan prinsip green learning. Suasana pembelajaran dalam green learning perlu dievaluasi secara bijaksana seperti aspek
kelengkapan, ragam dan jenis, model, kemudahan untuk digunakan, perolehan,
kecocokan dengan materi yang diajarkan, serta jumlah ketersediannya.
Pembelajaran dengan menggunakan green
learning harus memperhatikan sarana dan prasarana penunjang green learning.
Lingkungan
manusia adalah siapa saja yang dengan sengaja atau tidak sengaja berpengaruh bagi
keberhasilan belajar siswa. Guru dan kepala sekolah yang dijumpai oleh siswa
diluar kelas, sebaiknya memberikan kata-kata simpati berupa dorongan belajar,
sehingga siswa merasa terpacu untuk belajar lebih giat lagi, dan merasa haknya
dihormati. Konsep demikian akan menciptakan ramah lingkungan dan menumbuhkan
keakraban diantara warga sekolah.
Lingkungan
fisik dalam proses belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
siswa. Lingkungan fisik tersebut misalnya keadaan ruang kelas, bangku, kursi, lapangan
olahraga, tingkat kebisingan, intensitas cahaya dan sebagainya. Hal tersebut
apabila tidak diatur secara baik dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang pada akhirnya bertentangan
dengan karakteristik green learning.
Proses belajar mengajar green learning
hasilnya selalu dipertanggung jawabkan (accountable)
kepada siswa, orang tua, lembaga, dan masyarakat.
Dalam
pembelajaran lingkungan hidup dengan menggunakan green learning, peneliti akan memberikan materi mengenai limbah.
Pengetahuan limbah dirasa perlu diajarkan dalam pembelajaran lingkungan hidup
karena sesuai dengan prinsip green
learning yaitu menghubungkan siswa dengan lingkungan sekitar. Limbah
merupakan contoh nyata dimana siswa mampu menemukan permasalahan-permasalahan
di lingkungan sekitarnya. Permasalahan limbah yang sering ditemukan di
lingkungan sekitar sekolah diantaranya limbah rumah tangga, pertanian, industri
dan peternakan. Limbah-limbah tersebut belum diolah dengan baik hal ini
terlihat dari banyaknya limbah yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya usaha
dari masyarakat untuk mendaur ulang atau mengolah limbah-limbah tersebut
menjadi produk yang lebih bermanfaat. Sikap acuh tersebut menyebabkan
lingkungan menjadi kotor dan tidak enak dilihat. Pengolahan limbah yang kurang
efektif menyebabkan ketidaknyamanana akibat bau yang tidak sedap.
Pendidikan
mengenai limbah dalam pembelajaran lingkungan hidup menjadi salah satu isu
lingkungan yang sedang hangat diperbincangakan. Hal ini sesuai dari prinsip green learning itu sendiri yaitu
mengajarkan siswa melalui pendekatan aplikatif agar memiliki kepekaan terhadap
masalah-masalah lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga siswa
sebagai generasi penerus bangsa mampu menjaga serta melestarikan lingkungan
yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.
Pengetahuan
limbah yang dimaksud yaitu limbah secara umum, limbah industri berupa limbah
air kelapa dan manajemen limbah. Pengetahuan limbah tersebut diharapkan mampu
mengoptimalkan kesadaran lingkungan siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan
tindakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar