10/19/2022

Belajar Geografi dengan Google Earth

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena geosfer yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam konteks keruangan, kelingkungan dan kompleks kewilayahan. Akan tetapi geografi sekarang ini hanya dipelajari sebatas ilmu pengetahuan saja bukan seperti seharusnya sebagai bekal untuk bertahan hidup dengan nyaman secara berkelanjutan. Sebagaimana sebenarnya ada banyak artikel yang menampilkan tips-tips belajar geografi. Kalian mungkin pernah membaca bagaimana caranya belajar geografi yang menyenangkan bukan? Nah kali ini saya lebih akan membahas sisi lain bagaimana belajar geografi di era digital 4.0 ini.

Era digital 4.0 merupakan suatu kondisi zaman yang mana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa dipermudah dengan adanya teknologi yang serba canggih. Tentu kalian masih ingat bagaimana awal pandemi covid-19 menyerang seluruh dunia, dengan kita hidup di era digital ini pandemi yang terasa sangat suram terbantu oleh kemajuan teknologi. Seperti yang kita ketahui selama pandemi berlangsung kita diharuskan untuk tetap di rumah saja, dengan adanya teknologi tentu sebagai makhluk sosial setidaknya masa-masa isolasi untuk tetap di rumah saja selama pandemi berlangsung tidak memutuskan hubungan dengan orang lain untuk tetap bisa berinteraksi dengan teman, sahabat, dan saudara. Tentu saja kejadian luar biasa ini tidak hanya merubah cara pandang hidup kita melainkan juga merubah cara belajar kita.

Anak-anak sekolah yang terdampak pandemi covid-19 ini memaksa mereka untuk belajar dari rumah. Kira-kira bagaimana bisa disituasi yang tersisolir seperti ini mereka musti harus tetap belajar geografi dengan baik? Sementara belajar geografi yang menyenangkan tidak lepas dari mempelajari lingkungan sekitar secara langsung? Nah kemajuan teknologi seperti google earth inilah bisa menjadi jawabannya. Pasalnya media pembelajaran seperti peta hanya relevan jika pembelajaran bersifat konvensional sedangkan jika pembelajaran bersifat online tentu membutuhkan media pembelajaran yang lebih mobile. 

Google Earth merupakan globe virtual atau istilah lainnya Earth Viewer. Google earth memetakan bumi dengan menggunakan satelit, foto udara dan globe GIS 3D. Google earth dapat memvisualisasikan tempat dan bentuk morfologi di suatu wilayah secara nyata sesuai dengan keadaan di lapangan. Dengan melihat visualisasi dari google earth siswa tetap bisa mengidentifikasi keadaan lingkungan di sekitarnya tanpa perlu observasi langsung. 

Misalnya dengan memahami kondisi lingkungan tempat tinggal mereka yang dekat dengan daerah pesisir, siswa bisa paham bahwa wilayahnya memang rawan akan bencana hidrologi berupa banjir Rob. Selain itu dengan fitur google earth siswa dapat mengidentifikasi dan menentukan wilayah mana yang mungkin terkena banjir dan tidak terkena banjir karena dengan aplikasi ini siswa dapat melihat ketinggian wilayah. google earth ini juga dapat menampilkan data topografi wilayah dipermukaan bumi secara tiga dimensi, dengan fitur ini siswa dapat melihat kondisi lingkungan fisik seperti penggunaan lahan, ketingggian dan kemiringan lereng, selain itu aplikasi ini juga dapat menyajikan jarak tempuh suatu tempat sehingga dapat mensimulasikan titik-titik lokasi evakuasi bencana. Dengan adanya teknologi seperti google earth ini diharapkan dapat lebih membantu siswa memahami materi geografi secara komprehensif.

5/23/2022

SUHU SEMAKIN PANAS, APA YANG SEBENARNYA TERJADI DI BUMI KITA?

 

Belum lama ini suhu bumi mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menyebabkan udara terasa sangat panas. Belum lagi jika kondisi cuaca berubah dan terjadi hujan deras setelah sebelumnya cuaca sangat terik. Kondisi ini tentu menyebabkan kebingungan di tengah masyarakat. Apakah jawaban atas pertanyaan ini adalah karena kita sedang menghadapi pemanasan global? Sebenarnya apa sih pemanasan global itu?

Pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi disebabkan karena meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan karena aktivitas manusia. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer bumi mencapai pucak tertingginya. Gas rumah kaca yang dihasilkan manusia telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.

Beberapa Ilmuwan memperkirakan kondisi ini akan semakin parah jika tidak segera ditangani dengan baik. Terlebih lagi apabila selama 30 tahun ke depan emisi karbon tidak segera diturunkan dampak-dampak yang lebih mengerikan bisa saja menjadi sebuah kenyataan pahit. Dampak yang bisa terlihat gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Badai akan menjadi lebih sering. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan ini dibentuk kerjasama global lewat Perjanjian Paris. Perjanjian Paris merupakan kesepakatan global yang monumental untuk menghadapi perubahan iklim dengan cara negara berkomitmen dalam mengurangi emisi karbon. Namun perjanjian ini tidak boleh dijadikan satu-satunya cara dalam menangani isu krisis iklim ini. Peran teknologi dan keberadaan hutan-hutan yang tersebar di seluruh penjuru dunia tetap harus di prioritaskan.

Hutan-hutan inilah yang bisa menjadi salah satu solusi mengatasi krisis iklim. Hutan-hutan ini bisa menjadi solusi yang murah dan efisian dalam mengurangi emisi karbon.  Indonesia adalah negara dengan jumlah hutan tropis yang luas. Oleh karena itu, sebagai warga Indonesia mari kita jaga dan lestarikan hutan kita agar generasi yang akan datang bisa hidup lebih nyaman.