11/12/2020

(Teori Interaksi Keruangan) KELAS XII IPS SMA N 3 BREBES

 LATIHAN SOAL

1.        Wilayah Jaya Abadi berpenduduk 55.000 jiwa dan wilayah Makmur Sentosa berpenduduk 72.000 jiwa. Jarak antara wilayah Jaya Abadi dan Makmur Sentosa 30 km. Menurut rumus Carrothers kekuatan interaksi antara wilayah Jaya Abadi dan Makmur Sentosa adalah . . . .

Dijawab oleh : Aminatul khoiriyah, Savira cahayani ardiana (12 IPS 2), Jasmine Azzahra, Putri Sahlia R (12 IPS 4)

Diketahui:

Jumlah penduduk Jaya Abadi = 55.000 jiwa

Jumlah penduduk Makmur Sentosa = 72.000 jiwa

Jarak Jaya Abadi dan Makmur Sentosa = 30 km

Kekuatan interaksi antara Jaya Abadi dan Makmur Sentosa menurut rumus Carrothers sebagai berikut.

Jadi, kekuatan interaksi antara wilayah Jaya Abadi dan Makmur Sentosa sebesar 132.000.000.

 

2.        Sebuah swalayan akan dibangun di antara Kota Intan dan Kota Mutiara. Jumlah penduduk Kota Intan 18.000 jiwa. Jumlah penduduk Kota Mutiara 2.000 jiwa. Kedua kota tersebut berjarak 20 km. Lokasi yang tepat untuk membangun swalayan tersebut berada . . . .

Dijawab oleh : Rinah lufpiani (12 IPS 2)

Lokasi swalayan yang akan dibangun dihitung menggunakan rumus titik henti berikut.

Jadi, swalayan dibangun pada jarak 5 km dari kota Mutiara yang berpenduduk lebih sedikit.

 

3.        Wilayah X, Y, dan Z berada dalam satu kota. Jumlah penduduk wilayah X adalah 20.000 jiwa, wilayah Y sebesar 10.000 jiwa, dan wilayah Z sebesar 30.000 jiwa. Jarak antara wilayah X dan Y adalah 50 km, sedangkan jarak antara Y dan Z adalah 100 km. Kekuatan interaksi manakah yang lebih besar antara X dan Y dengan Y dan Z?

Dijawab oleh : Zahra Shabira (XII IPS 4), Tania (12 IPS 2)

 

Kekuatan interaksi antara wilayah X, Y, dan Z sebagai berikut.



 

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa kekuatan interaksi X dan Y lebih besar daripada kekuatan interaksi Y dan Z.

 

4.        Jarak kota R dan kota S adalah 24 km. Jumlah penduduk kota R adalah 24.000 jiwa dan jumlah penduduk kota S adalah 600.000 jiwa. Lokasi yang tepat dibangun pusat perbelanjaan di antara kota tersebut adalah . . . .

Dijawab oleh : Rinah lufpiani (12 IPS 2)

 Jarak ideal pendirian pasar sebagai salah satu pusat pelayanan menggunakan teori titik henti.

 

Jadi, lokasi pembangunan pusat perbelanjaan berada 4 km dari kota R yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit.

5. Perhatikan gambar pola konektivitas antarwilayah berikut!


Indeks konektivitas pada gambar tersebut adalah . . . .

Dijawab oleh : Zahra Shabira (XII IPS 4)

Diketahui:

Jumlah jalan sebanyak 9.

Jumlah kota sebanyak 5.

Indeks konektivitasnya dapat dihitung sebagai berikut.


Jadi, indeks konektivitas pada gambar adalah 1,8.

 

11/09/2020

QNA MAPEL GEOGRAFI (X) KELAS VIRTUAL SMA N 3 BREBES


1. Apa itu geografi regional? (Ditanyakan oleh: Assita Anggun)

Jawaban : 

Geografi regional adalah suatu studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah tertentu baik secara local, negara maupun wilayah yang luas seperti benua. Geografi regional mempelajari hubungan yang bertautan antara aspek-aspek fisik dengan aspek manusia dan kaitan keruangan di suatu wilayah/region tertentu. Geografi regional salah satunya mempelajari kerjasama antara negara-negara dalam satu kawasan seperti kerjasama APEC, ASEAN, EU.

2. Apa itu pengertian tentang lokasi absolut? (Ditanyakan oleh: Dani Setiawan, Ida Nasiyatun, Ikbal Maulana, Krisna Pramuja, Miftakhus Salam, Nur Agung Usman Maulana)

Jawaban : 

Lokasi absolut menggambarkan posisi suatu tempat yang pasti dan tidak pernah berubah. Lokasi ini berdasarkan sistem koordinat. Contoh: Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS, dan di antara 95°BT-141°BT.

3. Apa penyebab bencana di dunia? (Ditanyakan oleh: Devi Nurpahmi)

Jawaban :

Bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Bencana yang disebabkan faktor alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Sedangkan bencana karena faktor non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Adapun bencana yang disebabkan faktor sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

4. Mengapa ilmu geografi penting untuk kita ketahui? (Ditanyakan oleh: Indah Winarsih)

Jawaban:

Ilmu geografi penting untuk dipelajari karena makhluk hidup tinggal di bumi. Geografi pada dasarnya ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Mempelajari geografi penting untuk mengenali lingkungan sekitar. Dari ilmu Geografi, kita bisa menentukan cara hidup yang tepat di lingkungan itu. 

5. Apa perbedaan fisis determinis dan possibilisme? (Ditanyakan oleh: Mahmudin)

Jawaban :

Fisis determinisme merupakan pemahaman geografis yang menyatakan bahwa semua kehidupan manusia dipengaruhi dan bergantung pada lingkungan sekitarnya. Contoh mengenai aktivitas manusia yang terpengaruh oleh alam adalah pertanian hanya berkembang di daerah subur. Dulu pertanian hanya akan ditemukan di daerah-daerah yang memiliki tanah subur dan memiliki akses irigasi yang baik. Hal ini terjadi karena saat itu, manusia tidak mampu membangun bendungan untuk mengairi sawah di lahan kering semuanya masih dilakukan secara tradisional dan memanfaatkan alat-alat yang seadanya.

Fisis Possibilisme merupakan pandangan yang menganggap bahwa manusia mampu mengubah alam disekitarnya agar sesuai dengan kebutuhan manusia. Disini, manusia tidak hanya dianggap sebagai aktor pasif yang hanya menerima nasib, mereka bisa mengubah nasib mereka.

Alam menyediakan potensi dan masalah, manusia yang memanfaatkan dan mengatasi hal tersebut dengan kecerdasan dan teknologi.

Salah satu pencetus paham possibilisme adalah Paul Vidal de la Blache yang merupakan seorang geografer Prancis dan salah satu tokoh ilmu geopolitik Prancis.

Contoh: Membangun Perkotaan di Pegunungan, pembangunan kota-kota besar di kawasan pegunungan oleh negara Swiss dan Norwegia menjadi salah satu bukti teknologi dapat mengalahkan keterbatasan yang diberikan oleh alam sekitar. Teknologi seperti pesawat, pipa-pipa bawah tanah, terowongan menembus gunung, dan kereta cepat memungkinkan kota-kota ini untuk terhubung kepada jaringan kota-kota di Eropa dan diseluruh dunia.

6. Apa yang dimaksud dengan persebaran dan keterbatasan penduduk di muka bumi? (Ditanyakan oleh: Moh. Fahrizal)

Jawaban :

Persebaran penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara.

- Jenis- jenis persebaran penduduk:

Persebaran penduduk dibagi menjadi dua, yaitu: 

a. Persebaran penduduk secara geografis

Merupakan karakteristik penduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau, dan lainnya. 

b. Persebaran penduduk secara administrasi pemerintah

Merupakan karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa Gandasuli atau kecamatan Paguyangan.

Keterbatasan/Kekurangan Penduduk adalah kondisi dimana jumlah penduduk lebih sedikit daripada luas wilayahnya, biasanya kekurangan penduduk ini terjadi pada negara yanng telah maju seperti halnya Jepang, Rusia, dan Singapura. Di negara Jepang penyebab dari kekurangan penduduk sendiri disebabkan oleh turunnya tingkat kelahiran.

7. Jelaskan tentang geografi teknis? (Ditanyakan oleh: Puti Aulya Syahrani, Ravi Rio Vazari)

Jawaban : 

Geografi teknik pada dasarnya adalah metode-metode yang digunakan untuk memvisualisasikan data spasial dan aspasial untuk mendukung analisis geografi. Geografi teknik meliputi Kartografi, Penginderaan Jauh, SIG, Data Science.

Manfaat dari grografi teknik yang biasa kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah google maps, Peta, google earth dll.

8. Bagaimana penjelasan tentang konsep geografi? (Ditanyakan oleh: Uswatun Khasanah)

Jawaban : 

Konsep geografi meliputi:

1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi menjelaskan tentang suatu fenomena geosfer yang berkaitan dengan letaknya dipermukaan bumi. 

a. Lokasi absolut yaitu lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujur (letak astronomis). Contoh: Indonesia terletak 6oLU – 11oLS dan 95 BT -141 BT

b. Lokasi relatif yaitu lokasi suatu tempat dipermukaan bumi apabila dilihat dari tempat lain disekitarnya (letak geografis). Contoh: Indonesia terletak diantara benua Asia dengan benua Australia dan diapit oleh Samudera Pasifik dengan samudera Hindia.

2. Konsep Jarak

Konsep jarak pada geograf menjelaskan ruang yang menghubungkan antara dua lokasi/ obyek dengan ukuran meter maupun waktu. 

Konsep jarak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Jarak absolut yaitu ruang atau sela antar wilayah yang diukur menggunakan satuan panjang. Contoh: Jarak antara kota X dengan kota Y adalah 35 km.

b. Jarak relatif yaitu ruang atau sela antar wilayah yang diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu atau biaya. Contoh: Jarak kota X dengan kota Y dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan sepeda motor.

3. Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan menjelaskan keterkaitan antara jarak dengan karakteristik wilayah/ kondisi medan yang berhubungan dengan aksessibilitas untuk mencapai suatu tempat/ lokasi. Konsep ini juga berkaitan dengan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi.

Contoh: Aksesbilitas sebuah tempat menjadi faktor pendorong wilayah tersebut berkembang dengan cepat atau tidak.

4. Konsep Pola

Konsep pola menjelaskan tentang susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang di permukaan bumi. Terdapat pola dalam fenomena fisik (tercipta secara alami) maupun sosial (dampak kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam). 

Contoh: permukiman nelayan di daerah pantai cenderung berbentuk memanjang mengikuti garis pantai (pola permukiman linier pantai).

5. Konsep Morfologi

Konsep morfologi membahas berbagai macam bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga dari maupun dari luar bumi. Contohnya: Bentuk daerah dieng berupa dataran tinggi. 

6. Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi menjelaskan tentang fenomena di permukaan bumi yang memiliki kecenderungan memusat atau mengelompok dengan karakteristik yang sama. Contoh: Berdasarkan tingkat perekonomian masyarakat, permukiman penduduk dibedakan atas permukiman kumuh, permukiman kelas pekerja dan permukiman kelas atas.

7. Konsep Nilai Guna

Menjelaskan tentang kegunaan potensi yang dimiliki sebuah wilayah. Contoh: Lokaksi Desa Sumberrejo yang terletak dilereng pegunungan dimanfaatkan untuk pengembangan agro wisata. 

8. Konsep Interaksi Interdependensi

Menjelaskan tentang kondisi wilayah dipermukaan bumi yang saling melengkapi dan saling tergantung. Contoh: Hubungan kerjasama antara wilayah produsen beras dengan wilayah lain yang berperan sebagai konsumen beras.

9. Konsep Keterkaitan Keruangan

Menjelaskan hubungan sebuah fenomena social dengan keadaan lingkungan sekitar. Contoh: Masyarakat di sekitar pantai menggunakan baju tipis karena suhu udara yang cukup panas.

10. Konsep Diferensiasi Area

Menjelaskan bahwa antara satu tempat dengan tempat yang lain memiliki perbedaan berdasarkan karakteristik wilayahnya. Contoh: Suhu udara di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 2.500 meter lebih kecil daripada suhu udara yang dekat dengan pantai.


3/18/2020

TUGAS ANTROPOLOGI KELAS XI BAHASA SMA N 3 BREBES

Bacalah materi pada LKS Antropologi halaman 36-37 tentang Internalisasi dan Adaptasi dalam proses pewarisan nilai kultural.

Tugas :
1. Buatlah ringkasan materi tersebut.
2. Bagaimana Proses pewarisan nilai-nilai kultural di sekitar tempat tinggal anda? Utarakan pendapatmu!
3. Apa pendapatmu terkait pengaruh media massa dan media eletronik dalam proses pewarisan budaya?

- Jawab pertanyaan diatas pada kolom komentar dibawah
- Sertakan Nama lengkap, No. Absen dan Kelas
- Komentar paling lambat diterima tanggal 25 Maret 2020
- Tidak komentar dianggap tidak masuk

1/14/2020

Gagasan Tol Laut di Indonesia

Sebagai negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, sektor maritim dan kelautan berperan penting bagi Indonesia baik dalam aspek ekonomi dan lingkungan, social budaya, hukum dan keamanan (Forum Rektor Indonesia, 2015). Posisi geografis Indonesia sangat strategis. Indonesia terletak di antara persilangan dua benua dan dua samudra, hal tersebut menjadikan wilayah laut Indonesia sebagai urat nadi perdagangan dunia. Hal itu dapat dibuktikan dari Selat Malaka dan jalur ALKI yang secara umum merupakan jalur perdagangan strategis yang dilalui kapal-kapal perdagangan dunia dengan volume perdangangan mencapai 45 persen dari total nilai perdagangan seluruh dunia (Nugroho, 2014). Ă–zpeynirci, et. al (2012) menyatakan bahwa struktur geografis merupakan alasan utama suatu negara atau wilayah untuk menentukan sistem transportasi yang digunakannya.

Melihat fakta-fakta struktur geografis Indonesia, dimana wilayah laut Indonesia lebih luas dari wilayah daratannya, seharusnya transportasi laut menjadi prioritas penggunaan, pengembangan dan perbaikan. Transportasi laut berperan penting dalam menghubungkan satu daerah dengan pulau lain sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah (transport promote the trade) serta menunjang perekonomian yang telah berkembang (trade follow the ship). Fakta lapangan memperlihatkan bahwa transportasi laut di Indonesia belum menjadi prioritas penggunaan, pengembangan dan perbaikan. Aktivitas distribusi barang di Indonesia masih menggunakan jalur darat yaitu sebesar 90%, sementara jalur laut hanya dimanfaatkan sebesar 9% dan 1% menggunakan kereta api (Neraca, 2014). 

Kualitas pelabuhan Indonesia berada di peringkat 96 dunia, sementara kualitas pelabuhan Singapura dan Malaysia masing-masing di peringkat 2 dan 19 dunia. Kualitas ini dinilai dari durasi dwelling time di Indonesia pada akhir 2015 yang membutuhkan waktu selama 5-6 hari, sedangkan di Malaysia kurang dari 4 hari, dan di Singapura hanya kurang dari 2 hari (Martono, 2016). Pembangunan infrastruktur Indonesia (baik infrastruktur pelabuhan maupun jalan dan jembatan) mayoritas masih terpusat di Pulau Jawa, sehingga pengiriman barang ke wilayah timur Indonesia menjadi mahal. Kapal yang penuh mengangkut barang ke wilayah Timur juga seringkali kembali ke Pulau Jawa dalam keadaan kosong atau hanya memuat sedikit barang saja. Tidak adanya barang yang diangkut dari Indonesia Timur inilah yang menyebabkan kebanyakan perusahaan pelayaran enggan untuk menentukan jadwal yang tetap untuk keberangkatan kapal pengangkut barang ke dan dari Indonesia Timur (ship follow the trade).

Berbagai permasalahan diatas menimbulkan kesenjangan harga barang-barang antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur, atau yang biasa kita kenal dengan disparitas harga. Solusi atas masalah disparitas harga yang terjadi antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia tersebut diberikan Presiden RI Joko Widodo dengan meluncurkan program tol laut. Tol Laut merupakan sistem jalur distribusi logistik menggunakan angkutan kapal barang dengan rute terjadwal dari ujung barat hingga timur dan dari utara ke selatan Indonesia. Tol laut bertujuan untuk mengembangkan ekonomi maritim, dengan menjadikan laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antar daerah/pulau di Indonesia dan regional. Pemerintah berharap dengan adanya program tol laut ini dapat menurunkan biaya logistik yang selama ini memegang kunci penting untuk disparitas harga yang terjadi antara pulau Jawa dan pulau non-Jawa. Sehingga, stabilitas harga barang maupun komoditas antar daerah dapat terjaga. 

1) Pengertian Tol Laut
Pengertian Tol Laut yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo merupakan suatu konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan pada Indonesia bagian Timur. Konsep tersebut selain untuk mengkoneksikan jalur pelayaran dari barat ke timur Indonesia juga akan mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke negara Asia bagian Timur. Ide dari konsep tol laut tersebut akan membuka akses regional dengan cara membuat dua pelabuhan besar berskala hub international yang dapat melayani kapal-kapal niaga besar diatas 3.000 TEU atau sekelas kapal panamax 6000 TEU. Melalui realisasi rencana tersebut diharapkan Indonesia dapat memiliki peran yang signifikan dalam mendukung distribusi logistik internasional.

2) Sebab Munculnya Gagasan Tol Laut
Pemerintah mengungkapkan pentingnya pembangunan tol laut guna meningkatkan konektivitas antar wilayah di Indonesia. Sebab, terkoneksinya antar wilayah dari Sabang hingga Merauke mampu memberi dampak positif. Pemerintah memaparkan, dengan berfungsinya tol laut berupa kapal laut yang bergerak dari barat ke timur Indonesia, dapat memudahkan pengiriman barang, dari barat Indonesia ke wilayah timur misalnya. Pemerintah meyakini bahwa dengan tersambungnya pulau-pulau di Indonesia dengan tol laut, diharapkan mampu menekan perbedaan atau disparitas harga yang tinggi antara wilayah barat dan timur Indonesia. Namun, kendala yang ada terkait infrastruktur tidak bisa dijadikan alasan untuk menunda pembangunan infrastruktur, khususnya tol laut. Dengan adanya tol laut diharapkan harga-harga barang bisa lebih terkendali. Dengan begitu, disparitas harga bisa diminimalkan.

3) Cara Yang Dilakukan Pemerintah Menjalankan Fungsi Tol Laut
Strategi dan kebijakan pemerintah yang banyak memusatkan fitur pada jalan darat membuat banyak pengirim barang memilih jalur ini. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuat lalu lintas kargo tumbuh secara eksponensial lebih pesat di luar pertumbuhan jalan raya yang dibangun, tak ayal menyebabkan adanya kemacetan. Hal ini menjadi masalah yang signifikan bagi sistem logistik. Disisi lain, program tol laut ini akan siap mengakomodasi pengalihan muatan kargo dari jalan darat menuju transportasi laut.
Demi mengatasi masalah konektivitas secara efektif, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus mengubah paradigma, evaluasi, dan mendefinisikan ulang strategi besar yang ada. Sebagai kebijakan baru dan belum diimplementasikan, program tol laut berpotensi berdampak untuk mengatasi masalah konektivitas.
Demi memenuhi standar untuk menjadikan tol laut sebagai konektivitas yang efisien tersebut, pemerintah harus membentuk satuan tugas antar kementerian terkait, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan yang berjalan selaras baik dalam koordinasi, program maupun kebijakan di bawah Kementerian Koordinasi Maritim. Selanjutnya, Kementerian BUMN perlu menugaskan BUMN Pelabuhan Indonesia untuk terlibat langsung dalam pengembangan, peningkatan, dan pengoperasian pelabuhan. PT Marga Jasa dan PT Kereta Api Indonesia memprioritaskan pengembangan jaringan transportasi jalan raya dan kereta api antara pelabuhan dan daerah pedalamannya. Adapun PT Pelayaran Nasional Indonesia akan mengoperasikan kapal kontainer di koridor laut utama dan lilitannya.
Selanjutnya, Kementerian Perhubungan mengevaluasi dan menganalisa kebijakan dan logistik yang berdampak pada program tol laut. Hal yang sama berlaku bagi Kementerian PUPR yang berperan sebagai ortoritas dan regulator pada konsesi jalan raya. Kemudian, Kementerian Keuangan menyiapkan kebijakan insentif fiskal untuk mendorong pengiriman kargo dari angkutan darat ke angkutan laut serta merelokasi dan membangun pabrik di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai koreksi terhadap strategi besar yang ada, program tol laut tidak diragukan lagi merupakan solusi yang paling tepat bagi Indonesia untuk mengatasi masalah konektivitas, dan tingginya biaya logistik serta pembangunan yang tidak merata karena terbukti secara teoritis banyak negara maju mengakui bahwa transportasi laut adalah transportasi yang paling efisien.

4) Dampak Tol Laut
Efek program tol laut yang menjadi andalan pemerintahan Jokowi-JK, dengan salah satunya peningkatan fasilitas pelabuhan diyakini mulai terasa dengan menekan biaya logistik dan membuat harga murah. Diterangkan sejauh ini sudah terdapat penurunan harga di luar Jawa serta membuat biaya produksi lebih efesien. Tol laut dapat membuat harga menjadi lebih murah, lantaran kapal kini terjadwal untuk datang sehingga pembangunan juga lebih cepat terlaksana. Tol laut merupakan jalur pelayaran bebas hambatan, menghubungkan pelabuhan-pelabuhan antar pulau di Indonesia. Setelah terhubung dengan tol laut, maka diharapkan tidak ada lagi kelangkaan barang seperti sembako, kelangkaan BBM, dan semen.

5) Kebijakan Tol Laut
Kebijakan tol laut merupakan produk kebijakan publik sebagai pengejawantahan Nawacita Presiden Jokowi berupa konektivitas laut secara efektif dengan kapal yang berlayar secara rutin dan terjadwal. Tujuan kebijakan tol laut untuk menekan disparitas harga dan kepadatan lalu lintas. Dampak kebijakan tol laut terhadap aspek lingkungan yaitu hadirnya tol laut membuat meningkatnya kepadatan lalu lintas menjadi ramai, adanya kerusakan jalan di dalam pelabuhan. Kebijakan publik selalu memiliki tujuan, seperti kebijakan pemerintah membangun Tol Laut untuk menggerakkan roda perekonomian secara efisien dan merata dan mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi di Pelabuhan Bakauheni dan saat Hari Libur Nasional ataupun Perayaan Umat Islam.

6) Implementasi Tol Laut
Pemerintah atau PT PELNI sebagai pelaksana program tol laut memiliki rute yang lebih panjang jika dibandingkan dengan perusahaan pelayaran swasta. Untuk ketiga trayek yang dimilikinya, tol laut melalui masing-masing 6 kota, sedangkan perusahaan pelayaran swasta untuk setiap rute yang mereka miliki, hanya melalui 2 sampai 5 kota. Rute yang dijalankan dalam program Tol Laut adalah rute baru.
Perbedaan jumlah frekuensi pelayaran milik PT PELNI dan perusahaan pelayaran swasta untuk ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur disebabkan oleh 2 faktor, yaitu panjangnya rute dan jumlah kapal yang dimiliki. Lebih panjangnya rute yang dimiliki tol laut menyebabkan kapal-kapal tol laut membutuhkan waktu berlayar yang lebih lama dibandingkan dengan kapal-kapal perusahaan pelayaran swasta yang memiliki rute yang lebih pendek. Untuk trayek 1 dan trayek 3 kapal tol laut membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan pulang-pergi, sedangkan untuk trayek 2 kapal tol laut membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan untuk pulang pergi. Selain karena perbedaan panjang rute yang dimiliki, perbedaan jumlah kapal yang dimiliki PT PELNI dan perusahaan pelayaran swasta juga mempengaruhi frekuensi pelayaran keduanya. PT PELNI yang sebelumnya hanya melayani kapal penumpang, hanya memiliki 1 kapal barang untuk masing-masing trayek, sedangkan untuk menjalankan tiap-tiap rutenya, perusahaan pelayaran swasta memiliki minimal 2 kapal. Faktor-faktor inilah yang akhirnya menjadi penyebab perbedaan frekuensi pelayaran antara tol laut dan perusahaan pelayaran swasta.
Pada awal mula dijalankannya program tol laut, sebagian besar kapal tidak memiliki muatan yang cukup. Namun, berdasarkan data penelitian, jumlah muatannya terus mengalami kenaikan. Rata-rata muatan tiap kapal sebesar 100 TEUs ke atas yang menyebabkan kapal-kapal tol laut berhasil memenuhi sekitar 95% s/d 100% dari kapasitas maksimal muatan kapal untuk setiap keberangkatan. Rute pelayaran tol laut lebih panjang jika dibandingkan dengan rute pelayaran swasta. Hal tersebut menyebabkan frekuensi pelayaran kapal tol laut lebih sedikit jika dibandingkan dengan frekuensi pelayaran swasta, akibatnya meskipun jumlah muatan kapal tol laut mengalami kenaikan dan memiliki garis trend positif, tetapi volume muatan yang diangkut oleh kapal tol laut masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan volume muatan yang diangkut pelayaran swasta. Berdasarkan hasil penelitian frekuensi pelayaran dan volume muatan kapal tol laut untuk rute dari Surabaya ke Indonesia Timur jauh lebih kecil dibandingkan dengan frekuensi pelayaran dan volume muatan kapal swasta dikarenakan panjangnya rute yang ada. Selain itu frekuensi kota-kota tujuan yang dikunjungi dalam rute-rute tol laut, seperti kota Fak-Fak, Kalabahi, Merauke, dan Lewoleba memiliki garis trend negatif dengan kecenderungan mengalami penurunan jumlah muatan.
Program tol laut selama ini telah dilaksanakan dengan rute dan frekuensi yang konsisten sehingga dapat menjamin ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang penting di kota-kota yang menjadi tujuan ketiga trayek tol laut. Rute tol laut dari Surabaya ke Indonesia Timur dan sebaliknya merupakan rute pelayaran baru yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan mengurangi disparitas harga dan meningkatkan perekonomian daerah.

7) Dampak Kebijakan Tol Laut Terhadap Aspek Lingkungan
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab “apakah lingkungan setempat sesuai dengan tol laut yang akan dijalankan dan apakah manfaat tol laut bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak negatifnya?’ Gagasan Tol laut dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan kebutuhan gagasan tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya bagi Indonesia. Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk: Menganalisis dampak positif maupun negatif tol laut terhadap lingkungan. Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif gagasan tol laut terhadap lingkungan. Aspek Lingkungan dalam Tol laut harus dianalisis dengan cermat. Hal ini disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang, namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan industri. Keberadaan Tol laut dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi yang akan dijalankan. Tol laut dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehingga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitarnya. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas Tol laut dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya polusi lingkungan, juga meningkatnya arus lalu lintas laut.

8) Manfaat Sosial Tol Laut
Tol laut menyediakan berbagai kemudahan, di antaranya: a. Pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b. Pertukaran atau penyampaian informasi, c. Perjalanan untuk bersantai, d. Memendekkan jarak, e. Memencarkan penduduk

9) Manfaat Kewilayahan Tol Laut
Selain dapat memenuhi kebutuhan pendudduk di kota,desa dan pedalaman, keberhasilan implementasi tol laut dapat memenuhi perkembangan wilayah. Seiring dengan meningkatnya jumlah habitat, dan semakin majunya peradaban komunitas manusia, selanjutnya wilayah-wilayah pusat kegiatannya mengekspansi ke pinggiran wilayah, sedangkan kawasan-kawasan terisolir semakin berkurang dan jarak antar kota semakin pendek dalam hal waktu. Lebih dari itu kuantitas dan kualitas baik perkotaan besar maupun perkotaan kecil tumbuh, dimana kota kecil ditumbuh kembangkan sementara kota besar semakin berkembang, sehingga area perkotaan semakin meluas.  

Daftar Pustaka 
Forum Rektor Indonesia. 2015. Naskah Akademik 2015. [diakses]. http:// fri2016.uny.ac.id/sites/fri2016.uny.ac.id/files/2.%20NASKAH%20AKADEMIS.pdf [20 Sep 2016]. 

Martono, R.V. 2016. Mengenal Konsep Tol Laut dalam Mengurangi Biaya Logistik Indonesia. SWA Online. [diakses] http://swa.co.id/swa/myarticle/mengenal-konsep-tol-lautdalam mengurangi-biaya-logistikindonesia [24 Sep 2016] 

Neraca. 2014. Distribusi Barang Lewat Laut, Indonesia Bisa Hemat Rp300 Triliun. Harian Ekonomi Neraca. [diakses] http://www.neraca.co.id/ article/49073/distribusi-baranglewat-laut-indonesia-bisa-hematrp300-triliun [20 Oct 2016].

Suparwati.dkk, T. (2015). Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: Badan Informasi Geospasial. Andilas, D.D, Liana A.Y. 2017. Pelaksanaan Program Tol Laut PT Pelayaran Nasional Indonesia. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik-Vol 4 No. 1.